• UCAPAN BUNG KARNO ITU MENGHIPNOTISKU
    Ada satu ucapan Bung Karno yang pertama kali saya baca dalam kumpulan Kata-kata mutiara Bung Karno yang saya temukan di Google disalah satu.......

Buku Membuat Aku bisa Melukis Bung Karno

Thursday, May 5, 2011
Ayah saya memang seorang kutu buku, asli kutu buku. Tidak ada hari tanpa membaca, buku apa saja dia baca. Didalam lemari bukunya penuh dengan berbagai buku, mulai dari buku politik, agama sampai buku komik kho ping Ho dikoleksinya. Sewaktu saya masih kecil, dari sekian banyak buku yang dikoleksi ayah, saya lebih tertarik membaca buku-buku tentang Bung Karno (BK). Alasannya..saya sangat tertarik dengan kegagahan beliau pada awalnya. Buku pertama yang saya baca adalah “Dibawah Bendera Revolusi”, yang sekarang ini tergolong menjadi buku yang langka dan dicari.

Saat itu usia saya baru 12 tahun, saya baru duduk di Kelas 5 Sekolah Dasar. Memanag saya tidak membacanya secara utuh, pada halaman yang ada potret BK, saya akan membacanya dengan berlama-lama sambil terus memandang foto beliau. Saya terus penasaran dengan BK, saya kagum dengan masa mudanya yang penuh perjuangan, yang bercita-cita ingin melepaskan Bangsa Indonesia dari Penjajahan belanda.

Setelah saya duduk di Sekolah Menegah Pertama, saya terus membongkar lemari ayah saya untuk mencari buku-buku tentang BK. Saya menemukan sebuah buku yang mengagumkan lagi, yaitu buku yang berjudul: “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat” yang di tulis oleh Cindy Adam. Buku inipun semakin membuat saya mengagumi beliau. Sampai suatu saat saya seakan bermimpi ada dijamannya, melihat bagaimana tiga serangkai, Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Sjahrir begitu kompaknya memikirkan kemerdekaan Indonesia. Dari ketiga tokoh ini, lagi-lagi yang terus saya amati BK, saya juga tidak mengerti kenapa saya sangat terobsesi ingin seperti beliau.

Pada suatu hari saya diminta oleh guru untuk melukis seorang Tokoh atau Pahlawan Indonesia, karena memang guru tersebut tahu kalau saya bisa menggambar. Tokoh yang menjadi pilihan saya adalah Bung Karno. Dengan mudah hanya berimajinasi, saya bisa melukis sosok beliau dengan Uniform yang sangat Khas Bung Karno. Guru saya begitu senang menerima lukisan karya saya tersebut, sehingga lukisan itu tidak jadi dipajang di dalam kelas. Lukisan itu pada akhirnya di pajang diruangan guru.

Karena terlalu terobsesi dengan Bung Karno, suatu saat saya bercerita denga ayah saya tentang Bung Karno, ayah saya kaget, tapi beliau hanya tersenyum bangga pada akhirnya. Karena beliau tahu kalau saya setiap ada waktu selalu membaca buku-bukunya. Ayah saya menceritakan tentang satu hal yang membuat saya bangga,

“Anakku…sewaktu kamu masih bayi, ayah pernah bermimpi kamu itu di gendong-gendong sama Bung Karno, beliau begitu senang menggendong kamu”

aku gembira sekaligus terharu mendengar cerita tersebut, lalu aku juga bercerita tentang mimpi-mimpiku pada ayah.

“Yah aku juga pernah bermimpi…seakan aku ada di jamannya beliau, melihat setiap hari apa yang dilakukan beliau, pernah juga aku bermimpi, seakan-akan aku ada di tengah-tengah kelarga beliau di Istana”

Lagi-lagi ayahku hanya tersenyum mendengar ceritaku tersebut.

Itulah yang hanya bisa saya petik hikmah dari membaca buku, dari seringnya saya membaca buku-buku tentang Bung Karno, pada akhirnya saya bisa melukis beliau hanya dengan imajinasi, tanpa melihat foto atau gambar beliau.

Jakarta, 11 April 2011

Dari Pusat kota Jakarta.

Tulisan sebelumnya :

http://media.kompasiana.com/buku/2011/04/11/the-power-of-book-buku-itu-hampir-dibakar-istriku/

sayangnya tidak terdaftar di lomba ini karena kesalahan posting

0 comments:

Post a Comment

Berita Terbaru

Komentar Terbaru

Total Pageviews

Tamu Harap Lapor