SBY SIAGA SATU

Dengan mudahnya SBY mengeluarkan perintah Siaga Satu terkait Bom serpong dan Jum’at Agung, menuai kecaman dari dari Jenderal (Purn) TB. Hasanuddin, karena perintah Siaga Satu itu hanya bisa diterapkan apabila negara dalam keadaan darurat perang, dan yang berhak mengeluarkannya hanya Presiden bukan staf ataupun menterinya. Seperti yang dikatakannya pada Media (24/4/2011) kemarin:

“Siaga satu hanya boleh diumumkan oleh kepala negara, bukan oleh pembantu atau menterinya. Siaga satu dinyatakan bila negara dalam keadaan perang, diprediksi akan terjadi perang, dipredikasi ada ancaman agresi dari negara luar, atau diprediksi negara dalam keadaan membahaya.”

Apa dasarnya SBY mengeluarkan perintah tersebut ? memang tidak sangat beralasan, apakah ada motivasi terselebung dibalik semua teror bom yang akhir-akhir ini terus merebak, atau memang SBY tidak mengetahui aturn dan prosedur keluarnya perintah tersebut. Seorang pengamat Intelijen, justeru mencurigai aksi teror Bom tersebut merupakan rekayas Intelijen SBY, yang memang sengaja diciptakan. kalaulah pengamatan ini mengandung kebenaran, jelas motivasi keluarnya perintah “Siaga Satu” itu memang untuk mengalihkan issu besar yang sudah mulai menyerempet Ring Satu.

Terkuaknya rekayasa kasus Antasari berkemungkinan besar akan mengancam kredibilitas SBY dan Pemerintahannya. Modus pengalihan issu dengan meciptakan teror, adalah modus yang yang terbilang efektif. Modus seperti inilah yang selalu digunakan Rezim Orde Baru untuk menakut-nakuti masyarakat, menciptakan kerawanan sehingga masyarakat tidak ikut terfokus pada kasus-kasus besar yang sedang terjadi.

TB. Hasanuddin juga mengatakan,dalam keadaan siaga satu, 100 persen TNI dan polisi standby di markas masing-masing dengan senjata lengkap di tangan, bekal makanan untuk 1×5 hari, pakaian dua setel, dan satu jaket. Siaga satu, lanjutnya, juga bisa digunakan bila terjadi satu bencana alam yang besar di satu wilayah. Namun siaga satu dalam kategori ini tidak diterapkan di seluruh Indonesia dan hanya diterpakan di wiayah yang bersangkutan.

Dengan dikeluarkannya perintah Siaga Satu oleh Pemerintahan SBY, sehingga cukup mengundang perhatian mantan jenderal TNI ini, sehingga sangat meragukan status jenderalnya SBY, seperti yang dikatakannya lagi pada Rakyatmerdeka :

“Saya tidak mengerti, pendidikan dia di tentara dulu sampai jadi jenderal, gimana ya?” sindir TB yang meminta pemerintah segera mencabut siaga satu. siaga satu sekarang hanya karena bom di Serpong, hanya karena Jumat Agung. Saya tidak mengerti kenapa SBY memberlakukan siaga satu. Padahal dia juga jenderal yang tahu aturan ini. Adakah serangan dari luar? Adakah Dewan Revolusi Islam mengepung istana? Adakah mantan Prajutit TNI yang siap menyerang?” Kata TB Hasanuddin, yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR dalam sebuah diskusi di Doekoen Coffe, Pancoran, Jakarta (Minggu, 24/4).

sumber tulisan :

http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=25118

Foto : Google image